Hal tidak lazim dialami bocah berusia 4 tahun bernama Gilang Tama Alfarizi.
Bocah asal Lubuk Pakam, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ini sudah tertidur selama 22 hari.
Hingga kini, tidak ada penjelasan terkait kondisi yang dialami Gilang.
Pasalnya, dokter menyatakan bahwa Gilang dalam kondisi sehat.

Orang tua pun sampai memanggil dukun. Nyatanya, 20 dukun yang pernah dipanggil tidak bisa menyembuhkan Gilang.
Dilansir Tribun Jabar dari Tribun Medan, Senin (17/12/2018), tidak ada keanehan sebelum Gilang tertidur selama 22 hari.
Menurut orang tua Gilang, Sandi Syahputra (25) dan Prili Mahdania (24), anak mereka terlihat lincah dan gembira sebelumnya.
Kondisi yang dialami Gilang lantas membuat orang tuanya khawatir sekaligus kebingungan.
Ibu Gilang mengatakan, sang anak mulai tidak bangun seperti biasa sejak 26 November 2018 lalu.
Malam itu, Gilang terlelap sekitar pukul 23.00 WIB.
“Dia nonton TV. Diajak tidur tidak mau. Nanti, jadi tidurnya sama ayahnya. Saya tidur duluan,” kata Prili.
Keesokan harinya, Gilang tidak kunjung bangun.
Sekitar pukul 10.00 WIB, ayah Gilang mencoba membangunkan sang anak dan menyuruhnya mandi.
Gilang merespons. Namun, ia mengaku masih ngantuk.
"'Bangun Gilang, mandi’ kata ayahnya, ‘Nanti, masih ngantuk,’ jawab Gilang,” cerita Prili.
Saat itu, Gilang terus menguap sembari berbicara.

Keesokan harinya, Gilang masih merespons lalu kembali tidur.
Tiba di hari ketiga, Gilang justru terus tertidur hingga saat ini.
Menurut orang tuanya, Gilang hanya bisa menggerakkan tangan dan kakinya.
Sedangkan matanya tetap terpejam dan posisi tidurnya tidak berubah.
Keluarga yang mulai khawatir lantas membawa Gilang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang.
Di sana, Gilang rawat inap selama 14 hari.
Segala pemeriksaan pun dilakukan dan hasilnya Gilang dinyatakan sehat.
Usaha keluarga tidak berhenti di situ. Gilang kemudian dibawa ke RSUP H Adam malik.
Hasilnya, dokter yang memeriksa Gilang di rumah sakit tersebut menyatakan bahwa bocah berusia 4 tahun itu sehat.
Tidak ditemukan penyakit pada Gilang setelah dilakukan pemeriksaan pada jantung, syaraf, dan darahnya.
Keluarga semakin kebingungan dengan apa yang terjadi.
Belasan hari dirawat di rumah sakit, Gilang kemudian dibawa pulang.
Untuk menjaga kondisi tubuh, Gilang diberi infus.
Tabun oksigen pun disiapkan guna membantu pernapasannya.
Kakek Gilang, Arkam menjelaskan, keluarga sudah melakukan berbagai cara agar sang anak bisa bangun.
Bahkan, keluarga sempat memanggil dukun.
Setidaknya sudah ada 20 dukun yang mencoba mengobati Gilang tapi tidak membuahkan hasil.
"Sudah ada 20 orang pintar yang suka rela untuk mengobati, tapi belum ada tanda-tanda perubahan," ujar Arkam.
"Ya, kita berharap kalau memang itu non medis, ada yang bisa mengobati. Karena sampai sekarang kami masih berusaha terus. Karena hasil medis tidak ada masalah," lanjutnya.
Hingga kini, sudah banyak warga dan pemerintah setempat yang menjenguk Gilang.
Mereka turut mendoakan kesembuhan Gilang agar bocah terseut bisa ceria dan bermain seperti sedia kala.
Peristiwa seseorang tidur selama berhari-hari tidak hanya dialami oleh Gilang.
Sebelumnya, Siti Raisa Miranda (13) atau biasa disapa Echa, gadis asal Kelurahan Pangeran, Banjar Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kisah Echa menjadi viral setelah kondisi tak biasanya itu dibagikan oleh sang ayah, Mulyadi, ke jejaring Facebook.
Mulyadi mengunggah potret anaknya yang sedang tidur dalam posisi menyamping di atas kasur berwarna merah.
Mulyadi menginformasikan putrinya tersebut sudah terlelap selama 10 hari.
"Penyakit tidur Echa kambuh, hingga malam ini Echa sudah tidur selama 10 hari 10 malam.. menurut dokter umum fisiknya ok aja, dokter specialis jiwa belum bisa menggali lebih dalam," tulis Mulyadi dalam unggahannya, Kamis (19/10/2017).
Gadis asal Kelurahan Pangeran, Banjar Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini baru membuka mata pada Sabtu (21/10/2017) sekitar pukul 09.00 Wita atau setelah 13 hari terlelap.
Sayangnya kondisi Echa saat terbangun tidak benar-benar sadar 100 persen. Bahkan ia juga tidak bisa berkomunikasi.
Melansir dari Banjarmasin Post, gadis berusia 13 tahun itu sempat diurut oleh pamannya sebelum kembali tertidur.

Echa baru benar-benar terbangun dan membuka mata keesokan harinya, Minggu (22/10/2017).
Gejala yang dialami Echa mirip dengan sebuah kelainan yang dinamakan sindrom Kleine-Levin.
Melansir dari klsfoundation.ord, sindrom Kleine-Levin (KLS) merupakan kelainan neurologis langka dan yang ditandai dengan periode jumlah tidur yang berlebihan, perubahan perilaku, dan berkurangnya pemahaman dunia.
Kelainan itu menyerang remaja terutama tapi bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.
Pada gejala awal, pasien menjadi mengantuk dan tidur hampir sepanjang hari dan malam (hypersomnolence), kadang terbangun hanya untuk makan atau pergi ke kamar mandi.
Melansir dari Banjarmasin Post, pasien bangun maka akan bertingkah seperti anak kecil, hal itu disebabkan sebagian ingatannya terhapus pada saat tertidur.
Adapun banyaknya ingatan yang terhapus tergantung dari seberapa lama penderita tidur.
Menurut penelitian di Amerika Serikat mempercayai penyebab penyakit KLS adalah mutasi gen atau DNA yang dibawa oleh orang tua penderita.
Namun penyebab pasti sindrom ini masih belum diketahui.